Ganti Judul dan ALt sendiri

Kapan Anak Harus Diperiksa ke Dokter Mata? Ini Jawabannya!

dokter mata, pemeriksaan mata anak, kesehatan mata anak, gangguan penglihatan, dokter mata anak

Pernahkah Sahabat Umma memperhatikan anak sering menyipitkan mata saat membaca? Atau mungkin anak tampak sering mengucek mata, atau bahkan mengeluh penglihatannya buram? Nah, jangan anggap sepele, ya! Bisa jadi itu adalah tanda anak perlu segera diperiksa ke dokter mata.

Kesehatan mata anak sering kali luput dari perhatian, padahal penglihatan yang optimal sangat berperan penting dalam proses belajar dan perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tahu kapan waktu yang tepat membawa anak ke dokter mata dan apa saja yang harus diperhatikan. Jadi ingat saat Umma awal dulu divonis sakit mata saat umur 7 tahun atau duduk di bangku kelas 1 SD, kapan-kapan mau cerita ah)!  Yuk kita bahas lagi pembahasan tadi!

Kapan Anak Harus ke Dokter Mata? Ini Panduan Lengkapnya!

1. Pemeriksaan Mata Pertama: Sejak Bayi Lahir

Sahabat Umma, ternyata pemeriksaan mata sebaiknya sudah dilakukan sejak bayi baru lahir, lho! Pemeriksaan awal ini biasanya dilakukan oleh dokter anak atau dokter mata di rumah sakit bersalin.

Tujuannya adalah untuk mendeteksi kelainan bawaan seperti katarak kongenital, glaukoma, atau kelainan struktur bola mata lainnya.

Tips:
Jika bayi lahir prematur (<32 minggu), memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mata, atau mengalami infeksi saat kehamilan (seperti TORCH), maka pemeriksaan mata wajib dilakukan lebih awal dan lebih sering.

2. Usia 6 Bulan: Pemeriksaan Perkembangan Penglihatan

Di usia ini, bayi mulai mampu memfokuskan penglihatan, mengikuti objek, dan mengenali wajah. Dokter mata akan memeriksa apakah kedua mata bayi bekerja sama dengan baik dan apakah ada tanda-tanda kelainan seperti strabismus (mata juling) atau ambliopia (mata malas).

Apa yang diperiksa dokter mata saat ini?

  • Gerakan bola mata
  • Refleks cahaya
  • Reaksi terhadap objek bergerak
  • Koordinasi antara kedua mata

Jika ditemukan kejanggalan, dokter mata akan menyarankan tindakan lanjutan atau terapi penglihatan.

3. Usia 3 Tahun: Tes Ketajaman Visual

Saat anak mulai berinteraksi lebih banyak dan mengenal bentuk serta warna, inilah saatnya menguji ketajaman penglihatan (visus). Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah anak mengalami rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), atau astigmatisme.

Ciri-ciri anak mungkin bermasalah dengan penglihatan di usia ini:

  • Sering menyipitkan mata saat melihat jauh
  • Tidak mengenali objek dari kejauhan
  • Tidak tertarik dengan buku bergambar
  • Sering terjatuh atau menabrak benda

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan oleh dokter mata anak yang memiliki metode khusus agar si kecil merasa nyaman.

4. Usia Masuk Sekolah (5–6 Tahun): Pemeriksaan Rutin Tiap Tahun

Sahabat Umma, saat anak masuk sekolah, tantangan penglihatannya meningkat. Mereka harus membaca tulisan di papan tulis, belajar dari buku, dan menggunakan gadget. Ini adalah fase krusial, karena jika anak mengalami gangguan mata dan tidak ditangani, bisa berdampak pada prestasi belajar dan rasa percaya diri.

Gejala umum yang perlu diwaspadai:

  • Anak malas membaca
  • Sulit fokus saat belajar
  • Mengeluh sakit kepala atau mata lelah
  • Menonton TV terlalu dekat
  • Menolehkan kepala saat melihat objek

Solusinya?
Lakukan pemeriksaan mata minimal setahun sekali ke dokter mata anak, terutama jika ada riwayat gangguan mata dalam keluarga.

5. Anak Sering Mengucek Mata? Bisa Jadi Ada Gangguan

Sahabat Umma, kebiasaan anak mengucek mata bisa jadi pertanda mata kering, iritasi, atau bahkan alergi. Namun, jika dilakukan terus-menerus, bisa menyebabkan infeksi atau bahkan memperparah kondisi seperti keratokonus—kelainan bentuk kornea.

Bila anak sering:

  • Mengucek mata setiap saat
  • Kelihatan mengeluh gatal atau panas
  • Merah terus tanpa sebab yang jelas

Jika terjadi maka sebaiknya segera periksakan ke dokter mata.

6. Riwayat Mata Minus di Keluarga

Jika Sahabat Umma atau pasangan memiliki riwayat mata minus tinggi, maka risiko anak mengalami hal serupa akan lebih besar. Bahkan, beberapa studi menyebutkan bahwa anak dengan orang tua bermata minus lebih dari -3.00 berisiko 2–3 kali lipat mengalami miopia lebih awal.

Solusi terbaik:

Lakukan pemeriksaan mata secara berkala sejak usia dini dan batasi penggunaan gadget untuk mencegah keparahan.

7. Waspadai Mata Juling dan Malas

Strabismus (mata juling) dan ambliopia (mata malas) adalah dua kondisi serius yang harus ditangani sejak dini. Jika tidak, anak bisa kehilangan kemampuan melihat dengan salah satu mata.

Tanda-tandanya:

  • Satu mata tampak tidak fokus atau bergerak sendiri
  • Anak memiringkan kepala saat melihat
  • Sering menutup salah satu mata saat membaca
Dokter mata akan memberikan terapi penglihatan, kacamata khusus, atau bahkan menyarankan tindakan operasi jika perlu.

8. Anak Pengguna Gadget? Harus Lebih Waspada

Di era digital ini, anak-anak lebih sering terpapar layar dari usia sangat dini. Penggunaan gadget yang berlebihan bisa memicu Digital Eye Strain atau mata lelah digital.

Gejala yang sering muncul:

Mata terasa kering, panas, atau perih
Penglihatan buram setelah menatap layar
Sakit kepala atau leher tegang

Dokter mata biasanya menyarankan aturan 20-20-20: setiap 20 menit melihat layar, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki selama 20 detik.

9. Pemeriksaan Mata untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Sahabat Umma yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus, seperti autisme atau keterlambatan perkembangan, perlu lebih teliti soal kesehatan mata. Anak-anak ini sering tidak bisa mengungkapkan keluhan secara verbal.

Pemeriksaan oleh dokter mata spesialis anak sangat penting karena membutuhkan pendekatan khusus, metode non-verbal, dan teknik yang membuat anak merasa aman dan nyaman.

10. Pemeriksaan Berkala hingga Remaja

Pemeriksaan mata tidak berhenti di masa anak-anak saja. Ketika memasuki usia remaja, perubahan hormon dan gaya hidup (misalnya penggunaan gadget dan tugas sekolah yang meningkat) bisa menyebabkan perubahan tajam pada penglihatan.

Rekomendasi:
Lakukan pemeriksaan rutin tiap tahun atau setiap kali anak mengeluh perubahan dalam penglihatannya.

Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak Sehari-hari

Selain rutin ke dokter mata, Sahabat Umma juga bisa menerapkan kebiasaan baik untuk menjaga kesehatan mata anak, seperti:

Memberikan makanan bergizi tinggi vitamin A (wortel, bayam, ubi)
Membatasi screen time maksimal 1–2 jam sehari
Memastikan pencahayaan yang baik saat belajar atau membaca
Mengajak anak bermain di luar rumah untuk menstimulasi otot mata

Penutup: Jangan Menunda ke Dokter Mata

Sahabat Umma, semakin dini kita mendeteksi gangguan mata pada anak, semakin besar peluang kesembuhannya. Jangan tunggu anak mengeluh, karena seringkali mereka belum bisa menyampaikan keluhan dengan jelas.

Rutinlah periksa mata anak ke dokter mata, bahkan meskipun anak terlihat “baik-baik saja”. Karena kesehatan mata yang optimal akan membantu tumbuh kembang anak secara maksimal—baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan sosialnya.

Sudahkah Sahabat Umma menjadwalkan pemeriksaan mata untuk buah hati tercinta bulan ini? Jika belum, yuk, buat jadwal dan pilih dokter mata anak yang terpercaya ya. Sharing pengalaman Sahabat Umma ke dokter mata juga ya di kolom komentar! 

Posting Komentar