Ganti Judul dan ALt sendiri

10 Kebiasaan Kecil yang Membentuk Anak Bahagia

kebiasaan anak bahagia, parenting islami, tips mendidik anak sesuai sunnah, pola asuh islami

Setiap orang tua tentu mendambakan anaknya tumbuh dengan penuh kebahagiaan, memiliki hati yang lembut, akhlak mulia, dan dekat dengan Allah Ta’ala. Namun, kebahagiaan anak tidak semata-mata datang dari harta benda, mainan mahal, atau fasilitas duniawi. Dalam Islam, kebahagiaan sejati justru lahir dari kasih sayang, nilai iman, dan kebiasaan kecil yang dibangun sejak dini lho!

Rasulullah ï·º adalah teladan terbaik dalam mendidik anak. Beliau bukan hanya mengajarkan ilmu dan adab, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya memberi cinta, kelemb,utan, dan perhatian kepada anak-anak. Bahkan, beliau mencium cucunya Hasan dan Husain di hadapan sahabat, hingga ada yang heran karena mengira itu “berlebihan”. Rasulullah ï·º pun menegaskan bahwa siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.

Dari teladan beliau inilah kita belajar, bahwa kebahagiaan anak bisa dibentuk dari hal-hal kecil, konsisten, dan sesuai sunnah.

10 Kebiasaan Kecil yang Membentuk Anak Bahagia

Berikut adalah 10 kebiasaan kecil yang jika diamalkan dalam keluarga, insyaAllah akan melahirkan anak-anak yang bahagia, berakhlak mulia, dan tumbuh menjadi generasi shalih/shalihah.

1. Menyapa Anak dengan Senyuman

Sahabat umma, pernahkah membayangkan betapa berharganya sebuah senyuman? Rasulullah ï·º bersabda:

"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi)

Jika kepada orang lain saja senyuman bernilai sedekah, apalagi kepada anak sendiri. Menyambut anak dengan senyuman sepulang sekolah atau setelah ia bangun tidur, akan menanamkan rasa aman dan cinta.

📌 Contoh Praktis:

Saat anak bangun tidur, sambut dengan senyum lalu ucapkan: “Assalamualaikum sayang, semoga hari ini Allah beri kebaikan untukmu.”

Saat anak pulang sekolah, bukalah pintu dengan senyum dan pelukan, bukan dengan wajah murung.

Kebiasaan kecil ini bisa menenangkan hati anak, menghilangkan lelahnya, dan membuat ia merasa dicintai tanpa syarat.

2. Mendoakan Anak dengan Tulus

Doa orang tua sangatlah kuat. Rasulullah ï·º bersabda:

"Tiga doa yang mustajab: doa orang tua, doa musafir, dan doa orang yang teraniaya." (HR. Abu Dawud)

Mendoakan anak bukan hanya saat lahir atau saat ujian sekolah. Doakan setiap hari, bahkan di hadapan anak. Saat anak mendengar doa kebaikan untuknya, hatinya akan merasa hangat.

📌 Contoh Praktis:

Saat menidurkan anak, bisikkan doa: “Ya Allah, jadikan anakku anak yang shalih, berbakti, dan bahagia dunia akhirat.”

Setelah anak melakukan hal baik, ucapkan: “MasyaAllah, semoga Allah tambahkan keberkahan untukmu.”

Dengan begitu, anak belajar bahwa kebahagiaan datang dari doa dan ridha Allah.

3. Membacakan Al-Qur’an Bersama

Al-Qur’an adalah penenang hati. Allah Ta’ala berfirman:

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)

Anak yang sejak kecil terbiasa mendengar ayat Al-Qur’an akan tumbuh dengan hati yang lembut. Tidak perlu langsung menargetkan hafalan panjang. Mulailah dengan kebiasaan kecil membaca surah-surah pendek bersama.

📌 Contoh Praktis:

Jadikan waktu sebelum tidur untuk membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas bersama. 

Saat pagi hari, bacakan Al-Fatihah dan ajak anak mengulang.


Selain membahagiakan anak, kebiasaan ini juga menjadi benteng dari gangguan setan.

4. Mengucapkan Terima Kasih

Islam mengajarkan kita untuk menghargai sesama. Rasulullah ï·º bersabda:

"Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Tirmidzi)

Mengucapkan terima kasih kepada anak, meskipun untuk hal kecil, akan menumbuhkan rasa percaya diri dan penghargaan diri. Anak merasa bahwa usahanya diperhatikan.

📌 Contoh Praktis:

Jika anak membantu merapikan meja makan, katakan: “Terima kasih sayang, semoga Allah balas kebaikanmu.”

Jika anak berbagi makanan dengan adiknya, ucapkan: “MasyaAllah, terima kasih ya, kamu anak yang dermawan.”

5. Memeluk Anak dengan Penuh Kasih Sayang

Pelukan adalah bahasa cinta yang universal. Rasulullah ï·º sering memeluk cucunya Hasan dan Husain. Bahkan beliau mencium mereka di hadapan sahabat.

📌 Contoh Praktis:

Biasakan memeluk anak setiap kali ia berangkat atau pulang sekolah.

Peluk anak sebelum tidur, agar ia merasa aman dan nyaman.

Sahabat umma, pelukan mampu meredakan tangisan, mengurangi rasa takut, bahkan menguatkan ikatan emosional antara orang tua dan anak.

6. Memberi Pujian yang Tulus

Setiap anak butuh apresiasi. Namun, pujian yang baik adalah yang jujur, tidak berlebihan, dan fokus pada usaha.

📌 Contoh Praktis:

“MasyaAllah, kamu sudah berusaha keras menyelesaikan PR-mu. Bunda bangga dengan usahamu.”

Hindari pujian kosong seperti: “Kamu pintar sekali.” tanpa menyebut apa yang dipuji.

Dengan begitu, anak belajar bahwa usahanya lebih penting daripada hasil instan.

7. Menjadi Teladan dalam Akhlak

Anak adalah peniru ulung. Mereka lebih mudah meniru daripada mendengar nasihat panjang. Rasulullah ï·º bersabda:

"Tidaklah seorang ayah memberikan sesuatu kepada anaknya yang lebih utama daripada akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi)

📌 Contoh Praktis:

Jika ingin anak berkata jujur, jadilah orang tua yang jujur.

Jika ingin anak sabar, tunjukkan kesabaran di depan mereka.

Teladan nyata lebih kuat daripada seribu kata nasihat.

8. Mengajak Anak Bersyukur

Mengajarkan anak mengucap Alhamdulillah setiap kali mendapat nikmat akan menumbuhkan hati yang lapang. Anak akan belajar melihat sisi positif dalam setiap keadaan.

📌 Contoh Praktis:

Saat makan bersama, ucapkan: “Alhamdulillah, Allah beri kita rezeki yang enak hari ini.”

Saat hujan turun, ajari anak mengucap: “Alhamdulillah, Allah beri berkah lewat hujan.”

Anak yang terbiasa bersyukur akan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia dan tidak mudah iri.

9. Mengajarkan Adab Sebelum Ilmu

Ulama salaf sangat menekankan adab. Imam Malik berkata kepada Imam Syafi’i kecil:

"Wahai anakku, pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu."

📌 Contoh Praktis:

Ajari anak mengucapkan salam sebelum masuk rumah.

Ajarkan adab makan: membaca bismillah, makan dengan tangan kanan, tidak berlebihan.

Ajarkan meminta izin sebelum meminjam barang.

Adab-adab kecil ini akan membentuk karakter anak yang santun, berakhlak mulia, dan mudah disukai orang lain.

10. Menyediakan Waktu Berkualitas Bersama Anak

Sahabat umma, kebahagiaan anak tidak hanya datang dari hadiah, tetapi juga dari kehadiran. Anak yang ditemani orang tuanya akan merasa diperhatikan.

📌 Contoh Praktis:

Sediakan waktu khusus minimal 15 menit sehari untuk bercerita atau bermain bersama.

Gunakan waktu makan malam sebagai momen berbagi cerita keluarga.

Rasulullah ï·º pun meluangkan waktu untuk bercanda, bermain, dan menggendong anak-anak. Itu menunjukkan pentingnya waktu berkualitas dalam membangun kebahagiaan anak.

Penutup: Kebiasaan Kecil, Dampak Besar

Sahabat umma, membentuk anak yang bahagia bukan soal materi berlimpah, tetapi tentang menghadirkan cinta, doa, akhlak, dan kebiasaan kecil yang konsisten.

Mulailah dari hal sederhana: senyuman, doa, pelukan, ucapan terima kasih, hingga membaca Al-Qur’an bersama. Meski kecil, jika dilakukan terus-menerus, ia akan menjadi pondasi besar dalam tumbuh kembang anak.

Sebagaimana pepatah Arab berkata:

"Al-‘aadah muhakkamah" — kebiasaan akan menjadi hukum, artinya kebiasaan yang terus diulang akan membentuk karakter.

Mari Sahabat Umma jadikan rumah kita sebagai tempat paling bahagia bagi anak, penuh dengan doa, kasih sayang, dan teladan sesuai sunnah Rasulullah ï·º.

Semoga Allah karuniakan kepada kita anak-anak yang shalih/shalihah, penyejuk hati, dan pembawa kebahagiaan dunia akhirat.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Ayo apa lagi ya kebiasaan kecil yang membuat anak bahagia yang tentu saja bisa praktekkan. Sharing ya di kolom komentar.

2 komentar

  1. Bener2 menjadi pengingat banget ini um agar kita bisa bersikan dan bertutur kata lemah lembut di depan anak dan memang bener banget anak adalah peniru ukung orang tuanya jadi jika kita ingin anak2 kita menjadi baik setidaknya bisa dimulai dari diri kita sendiri agar mereka mendapat contoh yg baik pula,,,

    BalasHapus
  2. Reminder bagi saya sebagai orangtua untuk mengajarkan kebiasaan kecil yang membentuk anak bahagia. Setuju, untuk mewujudkan rumah yang bahagia, penuh doa, kasih sayang, dan teladan sesuai sunnah Rasulullah, jadikan rumah sebagai pusat ibadah, tanamkan nilai-nilai Islam sejak dini seperti kebiasaan-kebiasaan kecil ini

    BalasHapus