Ngompol pada anak, atau dalam istilah medis disebut enuresis, adalah kondisi yang sering kali membuat orang tua cemas. Padahal, ngompol terutama di malam hari adalah bagian normal dari proses tumbuh kembang anak. Sebagian besar anak akan bisa mengontrol kandung kemihnya seiring bertambahnya usia, namun ada juga yang memerlukan stimulasi tambahan.
Umma mengamati dari lima anak Umma, bahwa ngompol bukan semata soal "malas ke kamar mandi". Lebih dari itu, kontrol buang air kecil melibatkan koordinasi antara otot dasar panggul, saraf, otak, dan juga kesiapan emosi anak. Nah, stimulasi tertentu bisa membantu anak melatih otot, saraf, sekaligus membentuk kebiasaan baru. (Umma juga masih berjuang untuk duo balita yang masih mengompol).
Dari berbagai artikel dan video yang Umma telusuri ada empat teknik stimulasi yang relatif sederhana, bisa dilakukan di rumah, dan aman untuk memberikan stimulasi pada anak agar tidak mengompol yaitu supine position, scroll back position, jumping on the ball, serta prone position. Seperti apa sih stimulasi, yuk kita bahas secara singkat.
Mengapa Anak Ngompol?
Sebelum masuk ke teknik, penting bagi orang tua memahami dulu faktor penyebab ngompol:
Kematangan sistem saraf yang belum optimal
Anak mungkin belum bisa mengenali sinyal penuh pada kandung kemihnya.
Produksi urin berlebih di malam hari
Ada anak yang ginjalnya menghasilkan lebih banyak urin saat tidur.
Kebiasaan sebelum tidur
Minum banyak cairan, terutama yang mengandung kafein (teh manis, coklat), bisa meningkatkan risiko ngompol.
Faktor psikologis
Anak yang cemas, stres, atau sedang adaptasi dengan lingkungan baru kadang lebih sering ngompol.
Faktor genetik
Jika orang tua pernah mengalami ngompol hingga usia tertentu, anak pun lebih mungkin mengalaminya.
Dengan memahami faktor tersebut, kita jadi lebih tenang dalam menghadapi situasi dimana anak masih ngompol. Stimulasi bukan berarti "memaksa anak berhenti ngompol", tapi membantu proses pematangan yang memang butuh waktu.
Stimulasi Sederhana Agar Anak Tidak Mengompol
Supine Position: Dasar Stimulasi dari Posisi Terlentang
Supine position adalah posisi dasar di mana anak berbaring telentang dengan kaki lurus. Sekilas terlihat sederhana, tapi posisi ini penting untuk stimulasi otot dasar panggul dan perut.
Bagaimana cara melakukannya?
- Minta anak berbaring telentang di matras atau karpet.
- Pastikan tubuh rileks, tangan di samping tubuh.
- Ajarkan anak untuk menarik napas dalam, kemudian menahan otot perut dan panggul (seperti sedang menahan kencing).
- Tahan beberapa detik, lalu lepaskan.
Manfaatnya
- Melatih otot perut dan dasar panggul.
- Membiasakan anak mengenali sensasi “menahan” kencing.
- Meningkatkan kesadaran tubuh (body awareness).
Tips Ruang Umma
Lakukan sambil bercerita atau bermain peran. Misalnya, ajak anak pura-pura jadi superhero yang sedang "menahan kekuatan". Dengan begitu, anak tidak merasa sedang “ditraining” tapi tetap seru. Bisa juga menggunakan bola besar.
Scroll Back Position: Latihan Sambil Berguling
Scroll back position adalah gerakan di mana anak menggulingkan tubuh ke belakang secara perlahan. Posisi ini bisa dilakukan di atas matras tebal agar aman.
Cara melakukannya
Minta anak duduk dengan lutut ditekuk.
Pelan-pelan, ajak anak menggulingkan tubuh ke belakang sampai telentang.
Setelah itu, bantu anak kembali duduk.
Ulangi 5–10 kali, sesuai kemampuan anak.
Bisa juga menggunakan bola besar. Anak minta telentang di atas balon dan lakukan gerakan ke depan ke belakang.
Manfaatnya
Merangsang sistem vestibular (keseimbangan).
Menguatkan otot perut, punggung, dan panggul.
Membantu koordinasi saraf antara otak dan tubuh bagian bawah.
Hubungan dengan ngompol
Kontrol kandung kemih bukan hanya soal otot panggul, tapi juga koordinasi otak. Latihan berguling ini menstimulasi saraf dan membuat anak lebih peka terhadap sinyal tubuh.
Jumping on the Ball: Seru, Enerjik, dan Bermanfaat
Siapa sangka, melompat di atas bola besar (gym ball) bisa jadi terapi menyenangkan untuk anak yang masih ngompol.
Cara melakukannya
- Gunakan gym ball yang sesuai tinggi anak.
- Minta anak duduk di atas bola, kaki menyentuh lantai.
- Biarkan anak melompat-lompat pelan sambil menjaga keseimbangan.
- Bisa dilakukan 5–10 menit, dengan pengawasan orang tua.
Manfaatnya
Melatih otot panggul, pinggang, dan paha.
Meningkatkan kontrol keseimbangan.
Mengurangi stres, karena anak merasa bermain bukan terapi.
Tips ruang umma
Beri tantangan kecil, misalnya anak pura-pura jadi penjelajah di planet lain sambil melompat. Imajinasi membuat latihan lebih seru dan konsisten dilakukan.
Prone Position: Posisi Tengkurap yang Bermanfaat
Prone position adalah posisi tengkurap, bisa dilakukan dengan berbagai variasi.
Cara melakukan prone position
Minta anak tengkurap di matras.
Anak bisa menopang tubuh dengan siku, atau merentangkan tangan ke depan.
Bisa juga ditambah variasi seperti mengangkat kepala, menahan badan, atau meraih mainan di depan.
Manfaat Prone Position
Menguatkan otot punggung dan perut.
Membantu kestabilan postur.
Memberikan stimulasi sensorik pada perut, yang berkaitan dengan kontrol buang air kecil.
Tips ruang umma
Gunakan permainan sederhana. Misalnya, letakkan mainan favorit di depan anak lalu minta dia meraihnya sambil tengkurap. Selain melatih otot, anak juga tetap gembira.
Kombinasi Empat Teknik: Rutin dan Konsisten
Empat stimulasi di atas akan lebih efektif bila dilakukan secara rutin. Berikut contoh jadwal sederhana:
Pagi: Supine position + scroll back position.
Sore: Jumping on the ball.
Malam sebelum tidur: Prone position (santai sambil bermain).
Lakukan 10–15 menit per sesi. Tidak perlu lama, yang penting konsisten.
Faktor Pendukung Lain
Selain stimulasi, beberapa hal berikut juga penting:
Rutinitas toilet sebelum tidur
Pastikan anak buang air kecil sebelum tidur.
Batasi cairan berlebih malam hari
Hindari minuman manis atau berkafein.
Ciptakan suasana tenang
Anak yang stres cenderung lebih sering ngompol.
Tidak memarahi anak
Ingat, ngompol bukan salah anak. Pendekatan penuh kasih jauh lebih efektif.
Studi dan Bukti Ilmiah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik yang melibatkan otot panggul dan perut bisa meningkatkan kontrol kandung kemih anak. Misalnya, program terapi dengan bola (ball therapy) terbukti memperbaiki koordinasi otot dasar panggul.
Selain itu, stimulasi sensorik melalui gerakan tengkurap atau berguling dapat membantu saraf anak lebih peka terhadap sinyal kandung kemih. Jadi, teknik sederhana ini bukan sekadar “main-main”, tapi punya dasar ilmiah.
Penutup: Proses yang Perlu Kesabaran
Ngompol pada anak bukan masalah sepele, tapi juga bukan aib. Dengan stimulasi sederhana seperti supine position, scroll back position, jumping on the ball, dan prone position, orang tua bisa membantu anak melatih kontrol kandung kemihnya.
Kuncinya adalah konsistensi, kesabaran, dan suasana yang menyenangkan. Ingatlah bahwa setiap anak punya ritme masing-masing. Dengan dukungan penuh kasih, anak akan lebih percaya diri dan akhirnya bisa mengatasi ngompol secara alami.
Bagaimana dengan sahabat Umma, bagaimana proses toilet training dan mengatasi anak agar tidak ngompol lagi? Sharing ya di kolom komentar.


artikel yang sangat bermanfaat, terimakasih tipsnya kak :D
BalasHapus