Sahabat Umma, dalam realita kehidupan sekarang ini, banyak anak-anak laki-laki yang telah berstatus sebagai suami menjadi lalai terhadap kewajiban utamanya: berbakti kepada orang tua. Kesibukan dunia, tuntutan ekonomi, dan tanggung jawab baru dalam membina rumah tangga sering kali membuat para suami tenggelam dalam urusan memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya. Mereka berjuang mencari nafkah, membangun masa depan, namun terkadang lupa menanyakan kabar kedua orang tuanya, lupa mengunjungi ayah dan ibunya, bahkan melupakan kewajiban silaturahim kepada keluarga besar.
Fenomena ini, Sahabat Umma, tidak hanya mengundang kerinduan di hati orang tua yang merindukan anaknya, tetapi juga mengikis keberkahan hidup. Islam, sebagai agama yang sempurna, memberikan porsi besar terhadap pentingnya berbakti kepada orang tua, bahkan setelah seorang anak menikah. Tidak ada alasan sibuk yang bisa membenarkan kelalaian terhadap kewajiban ini.
Islam Menempatkan Berbakti kepada Orang Tua di Posisi Mulia
Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya.” (QS. Al-Ankabut: 8)
Begitu pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda saat ditanya tentang amal perbuatan paling utama:
"Shalat pada waktunya." Lalu ditanya lagi: "Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada kedua orang tua." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sahabat Umma, betapa jelas bahwa kedudukan berbakti kepada orang tua adalah amal yang sangat dicintai Allah setelah shalat. Menikah tidak menggugurkan kewajiban ini. Justru, dalam kondisi berkeluarga, bakti kepada orang tua menjadi bukti nyata kedewasaan iman dan akhlak seorang suami.
Peran Istri dalam Mengingatkan Suami Berbakti kepada Orang Tuanya
Sahabat Umma, dalam kehidupan rumah tangga, istri bukan sekadar pendamping hidup, tetapi juga menjadi penolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Salah satu bentuk pertolongan itu adalah dengan terus mengingatkan dan membantu suami agar tetap berbakti kepada orang tuanya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
"Allah merahmati seorang suami yang bangun di malam hari, kemudian shalat dan membangunkan istrinya untuk shalat." (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
Demikian pula dalam kebaikan lain, termasuk kebaikan dalam hubungan suami dengan orang tuanya. Istri berperan besar sebagai pemberi semangat dan pengingat ketika suami terlena dengan urusan dunia.
1. Memberikan Pengertian tentang Pentingnya Berbakti
Sahabat Umma, seorang istri yang shalihah hendaknya dengan lemah lembut dan penuh hikmah memberikan pengertian kepada suaminya tentang betapa pentingnya berbakti kepada orang tua. Menyampaikan hadits-hadits Rasulullah tentang keutamaan birrul walidain (berbakti kepada orang tua) dapat menjadi pengingat yang sangat baik.
2. Mengingatkan dengan Cara yang Bijak
Jika Sahabat Umma melihat suami mulai lalai, jangan langsung menegur dengan keras. Pilihlah waktu yang tepat, dengan suasana hati yang baik, lalu sampaikan dengan kata-kata yang penuh kasih.
Misalnya, “Ayah dan Ibu pasti senang sekali kalau kita sempatkan berkunjung. Kita luangkan waktu yuk, insya Allah penuh berkah.”
3. Membantu Memudahkan Suami dalam Berbakti
Kadang suami merasa kesulitan menyempatkan waktu karena banyak kesibukan. Di sini, istri bisa mengambil inisiatif membantu suami, misalnya dengan mengingatkan jadwal kunjungan, menyiapkan bingkisan sederhana untuk orang tua, atau sekadar mendorong suami menelepon mereka di sela kesibukannya.
4. Menanamkan Prioritas Silaturahim
Sahabat Umma, istri juga perlu membantu suami mengatur prioritas. Mengunjungi orang tua tidak harus selalu lama. Yang penting adalah konsistensi dan perhatian yang tulus. Misalnya, setelah shalat Jumat, bisa dijadikan momen rutin untuk singgah sebentar menemui orang tua.
5. Tidak Membebani Suami Secara Berlebihan
Kadang kala, ketidakpedulian suami terhadap orang tua muncul karena tekanan ekonomi rumah tangga. Sebagai istri yang shalihah, sudah selayaknya kita membantu dengan tidak menuntut gaya hidup di luar kemampuan suami, agar ia tetap bisa menyisihkan waktu dan tenaga untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kisah Teladan: Asma' binti Abu Bakar
Sahabat Umma, dalam sejarah Islam ada kisah indah tentang Asma' binti Abu Bakar. Ketika ibunya, yang masih musyrik, datang untuk meminta bantuan, Asma' mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk bertanya apakah boleh ia berbuat baik kepada ibunya. Rasulullah menjawab:
"Iya, sambunglah hubungan dengan ibumu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa kebaikan kepada orang tua adalah perintah mutlak, bahkan kepada orang tua yang belum memeluk Islam sekalipun. Apalagi kepada orang tua yang Muslim.
Berbakti kepada Orang Tua: Jalan Menuju Surga
Sahabat Umma, Rasulullah bersabda:
"Celaka! Celaka! Celaka!" Lalu ditanyakan kepada beliau, "Siapa yang celaka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang yang mendapati salah satu atau kedua orang tuanya dalam usia lanjut, namun ia tidak masuk surga karena berbakti kepada keduanya." (HR. Muslim)
Hadits ini mengingatkan kita betapa besar kesempatan yang diberikan Allah kepada anak-anak untuk masuk surga melalui pintu berbakti kepada orang tua. Dan sebagai istri, kita bisa menjadi jalan bagi suami untuk meraih surga ini dengan membantu dan mendukungnya.
Penutup: Jadilah Pendamping dalam Kebaikan
Sahabat Umma, menjadi istri yang shalihah bukan hanya sekadar taat kepada suami, tetapi juga mendukungnya dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Termasuk dalam hal ini adalah mengingatkan dan membantu suami untuk selalu berbakti kepada orang tuanya.
Dengan ketulusan niat dan kelembutan sikap, insya Allah, rumah tangga akan penuh dengan keberkahan, dan hubungan dengan keluarga besar tetap terjaga dengan baik. Jangan sampai urusan dunia membuat kita lalai dari amal yang dapat mengantarkan kita dan keluarga menuju surga-Nya.
Semoga Allah menjadikan kita semua istri yang menjadi penyejuk mata dan penolong dalam kebaikan bagi suami kita. Aamiin. Masya Allah semoga doa terbaik Umma untuk semua istri di dunia agar bisa senantiasa mendampingi suami dalam kebaikan termasuk dalam berbakti kepada orang tuanya. Berusaha mengingatkan suami untuk berkabar kepada orang tuanya, mengunjungi mereka dan hal kecil yang berdampak besar bagi silaturahmi orang tua dan anak-anak.
Sharing yuk realita apa saja yang Sahabat Umma temui di lapangan terkait istri dan menantu, istri dan keluarga besar suami serta. hal lainnya. Tulis ya di kolom komentar!
Posting Komentar