Di tengah kesibukan rumah tangga, tidak jarang seorang ibu (ummahat) merasa dirinya terhimpit antara kewajiban domestik dan kebutuhan pribadi. Namun dalam pandangan Islam, peran seorang ibu tidak hanya sebatas mengurus rumah, tetapi juga berperan penting sebagai penjaga aqidah, pengasuh hati anak-anak, dan madrasah pertama dalam kehidupan keluarga. Setuju atau tidak?
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (Hadits Riwayat Muslim)
Hadits ini berlaku bagi seluruh kaum muslimin dan muslimat, termasuk ummahat yang sehari-harinya sibuk dengan pekerjaan rumah. Menuntut ilmu bukanlah beban tambahan, melainkan cahaya yang menuntun setiap langkah dalam mengarungi kehidupan.
Lalu bagaimana ummahat bisa meneladani para salafush shalih dalam menuntut ilmu? Mari kita bahas bareng Umma dalam artikel kali ini.
Mengapa Ummahat Perlu Menuntut Ilmu?
Ada beberapa alasan mendasar mengapa menuntut ilmu menjadi kebutuhan utama bagi seorang ibu:
Sebagai Bekal Ibadah
Tanpa ilmu, ibadah bisa salah arah. Seorang ummahat yang belajar akan mampu shalat dengan benar, berdoa sesuai sunnah, dan menjalani kehidupan rumah tangga dalam ridha Allah.
Sebagai Pedoman Mendidik Anak
Anak adalah amanah. Dengan ilmu, seorang ibu bisa menanamkan tauhid, mengajarkan adab, dan membimbing anak sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.
Sebagai Penenang Hati
Ilmu syar’i adalah cahaya yang mengusir gelisah. Ketika lelah mengurus rumah tangga, ilmu menghadirkan kekuatan untuk bersabar dan tetap bersyukur.
Sebagai Penjaga Dari Kesesatan
lmu yang shahih melindungi seorang ibu dari amalan bid’ah, kebiasaan keliru, atau nasihat yang tidak berdasar.
Teladan Para Salaf dalam Menuntut Ilmu
Salafush shalih bukan hanya para laki-laki ulama, tetapi juga para shahabiyah dan tabi’in perempuan yang menjadi teladan bagi kita.
Aisyah radhiyallahu ‘anha
Beliau dikenal sebagai salah satu ulama besar di kalangan shahabiyah. Ilmunya begitu luas dalam hadits, fiqih, dan tafsir. Banyak sahabat dan tabi’in datang kepadanya untuk belajar. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perempuan pun memiliki peran besar dalam menjaga dan menyebarkan ilmu.
Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha
Beliau adalah sosok yang berani bertanya kepada Rasulullah ﷺ mengenai perkara agama yang mungkin dianggap tabu oleh sebagian orang. Keberanian beliau menunjukkan pentingnya rasa ingin tahu dalam menuntut ilmu.
Hafshah binti Umar radhiyallahu ‘anha
Sebagai istri Rasulullah ﷺ, beliau memiliki perhatian besar terhadap ilmu. Mushaf Al-Qur’an pertama yang dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit tersimpan di rumah Hafshah.
Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha
Beliau bukan hanya teladan dalam keberanian, tetapi juga dalam kesungguhan memegang ajaran Islam. Dari beliau kita belajar tentang kemandirian, pengorbanan, dan cinta terhadap ilmu.
Teladan para salaf ini memberi inspirasi bahwa menuntut ilmu bukanlah kewajiban laki-laki saja. Ummahat pun memiliki jejak agung dalam sejarah keilmuan Islam.
Tantangan Ummahat dalam Menuntut Ilmu
Menjadi penuntut ilmu di tengah kesibukan rumah tangga tentu penuh tantangan:
Keterbatasan Waktu
Kesibukan memasak, mencuci, dan mengurus anak sering membuat ummahat sulit menyisihkan waktu khusus.
Keterbatasan Akses
Tidak semua ummahat bisa menghadiri kajian langsung karena kendala jarak atau kondisi.
Kelelahan Fisik
Rutinitas rumah tangga membuat tenaga habis, sehingga semangat belajar pun menurun.
Namun, di balik tantangan ini terdapat banyak jalan keluar jika niat lurus dan hati bersandar pada Allah.
Tips Praktis Menjadi Ummahat Penuntut Ilmu
Bagaimana ummahat bisa tetap konsisten menuntut ilmu meski sibuk? Berikut beberapa langkah:
Niatkan setiap langkah untuk Allah
Ingat bahwa menuntut ilmu adalah ibadah. Ketika niat lurus, aktivitas belajar akan bernilai pahala.
Atur Waktu Belajar
Carilah waktu tenang, misalnya setelah shalat Subuh, saat anak tidur siang, atau sebelum tidur malam.
Manfaatkan Teknologi Dengan Bijak
Dengarkan kajian sunnah lewat audio atau video singkat. Bisa sambil menyapu, memasak, atau menyusui anak.
Catat Poin Penting
Miliki buku catatan khusus ilmu. Walau hanya satu poin per hari, lama-lama akan terkumpul banyak ilmu.
Amalkan Segera
Ilmu yang tidak diamalkan akan hilang. Jika belajar tentang dzikir pagi, langsung biasakan melafalkannya.
Ajak Keluarga
Belajar bersama anak atau suami membuat ilmu lebih mudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Buah Manis dari Menjadi Ummahat Penuntut Ilmu
Menjadi ummahat penuntut ilmu akan membawa banyak manfaat:
Keluarga yang barakah. Istri yang berilmu akan menjadi pendamping yang menyejukkan hati suami.
Anak-anak shalih. Ibu yang berilmu akan lebih mudah mendidik anak dengan tauhid dan adab Islam.
Rumah penuh cahaya. Ilmu yang diamalkan menjadikan rumah seperti taman surga.
Ketenangan jiwa. Ilmu syar’i mengajarkan sabar, syukur, dan ridha terhadap ketentuan Allah.
Menjaga Konsistensi dalam Menuntut Ilmu
Konsistensi adalah kunci. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan meskipun sedikit." (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Maka, jangan merasa minder jika hanya bisa belajar sedikit setiap hari. Yang penting adalah istiqamah.
Menjadi Ummahat yang Menginspirasi
Ketika seorang ibu istiqamah menuntut ilmu, ia akan menjadi inspirasi bagi lingkungannya. Teman-teman sesama ibu akan ikut semangat. Anak-anak akan meneladani ibunya. Bahkan suami pun akan termotivasi untuk lebih giat menuntut ilmu.
Inilah teladan sejati: seorang ummahat yang bukan hanya sibuk dengan pekerjaan rumah, tetapi juga sibuk menuntut ilmu untuk mendekat kepada Allah. Meski berat rahasianya bisa memanage waktu dengan baik.
Penutup
Menjadi ummahat penuntut ilmu bukanlah sesuatu yang mustahil. Justru di situlah letak keindahan peran seorang ibu: ia mengasuh dengan hati, membimbing dengan ilmu, dan mendidik dengan teladan.
Para salafush shalih telah menunjukkan jalannya. Tinggal kita, para ummahat, yang melangkah dengan niat lurus, hati yang sabar, dan doa yang tak putus.
Bagaimana pengalaman Sahabat Umma dalam menuntut ilmu di tengah kesibukan rumah tangga? Silakan tuliskan di kolom komentar, semoga saling menguatkan antara sesama ummahat.
Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan kepada sahabat ummahat lainnya. Semoga menjadi amal jariyah karena ikut menyebarkan ilmu.
Ruang Umma sudah menyiapkan Freebie: Catatan Harian Penuntut Ilmu untuk Ummahat 📝
Unduh gratis dan gunakan untuk mencatat poin-poin kajian harian:
Semoga Allah menjadikan setiap langkah kita dalam menuntut ilmu sebagai jalan menuju surga.
🤲 Barakallahu fiikum, ummahat.
Kalo aku berusaha memanfaatkan waktu sebaik2nya..apalagi sekarang juga jaman2 online ya..kalo memang lagi berhalangan keluar rumah niasanya aku belajar dr you tube atau podcast atau kajian seminar onlone..kalo memang waktunya pas pasti saya usahakan untuk bisa datang langsung um...rasanya seneng kalo bisa dapet
BalasHapustambahan ilmu baru 😊
Masyaalloh, alhamdulillah diingatkan kembali lewat tulisan ini. Sejatinya selain menjadi madrasah buat anak-anak, jangan lupa juga untuk terus menambah ilmu untuk diri sendiri
BalasHapusTerimakasih pengingatnya untuk tetap belajar karena sejatinya belajar itu sepanjang hayat masih di kandung badan, walaupun kendalanya ada aja ya, setidaknya tidak lelah untuk tetap berusaha menjemput ilmu baik untuk diri sendiri maupun keluarga
BalasHapusBerarti salah, ya, pendapat yang menyebutkan perempuan tidak perlu berilmu, pintar, dan sekolah tinggi karena ujung-ujungnya ngurus rumah tangga. Justru karena itulah, perempuan harus senantiasa menuntut ilmu, apalagi ibu merupakan madrasah utama dan pertama bagi anak-anak. Untungnya, di zaman digital seperti sekarang menuntut ilmu bisa dari mana saja.
BalasHapusBarakallaahu fiik~
BalasHapusDisini memang peran pasangan itu penting banget. Kerjasama dan kalau uda ada fasilitas yang ada di rumah, bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Ada kalanya naik-turunnya iman ini pastii..
Tapi semoga dengan meminta kepada Allaah agar dihilangkan rasa malas dan jauhkan dari godaan syaithan.. agar bisa kembali on track.
artikel ini mengingatkan kembali betapa istimewanya peran perempuan yang membangun peradaban mbak, semua berawal dari individu yang berilmu dan keluarga yang mampu bekerjasama
BalasHapus