Dalam hiruk-pikuknya aktivitas harian, terkadang kita lupa bahwa ketenangan sejati berasal dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Salah satu cara paling indah untuk menghadirkan ketenangan dan perlindungan dalam hidup kita adalah dengan membiasakan dzikir pagi petang. Namun, lebih luar biasa lagi jika amalan ini tidak hanya menjadi kebiasaan pribadi, tetapi juga menjadi bagian dari rutinitas keluarga, khususnya bersama anak-anak tercinta.
Membiasakan dzikir pagi petang bersama anak bukan sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga investasi spiritual jangka panjang yang akan melekat dalam memori mereka sejak dini. Penasaran seperti apa sih bahasannya. Yuk sini kita bahas bareng Umma.
Mengapa Dzikir Pagi Petang Penting untuk Keluarga?
Dzikir pagi dan petang adalah amalan yang diajarkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Di dalamnya terdapat permohonan perlindungan, ketenangan hati, serta bentuk penghambaan yang paling sederhana dan lembut.
Bayangkan, Sahabat Umma, betapa damainya rumah jika setiap pagi dimulai dengan menyebut nama Allah, dan setiap petang ditutup dengan pujian kepada-Nya. Anak-anak akan tumbuh dalam suasana yang penuh rahmat dan barakah. Jiwa mereka terbiasa bergantung kepada Allah, bukan hanya pada dunia.
Apa Itu Dzikir Pagi Petang? Penjelasan Singkat untuk Sahabat Umma
Dzikir pagi petang adalah kumpulan doa dan pujian kepada Allah yang dibaca setelah Subuh (hingga matahari terbit) dan setelah Ashar (hingga terbenam matahari). Isinya mencakup pujian, permohonan perlindungan, syukur, dan istighfar.
Beberapa contoh dzikir yang umum dibaca:
Membaca Ayat Kursi (QS Al-Baqarah: 255)
Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
Membaca: “Allahumma anta Rabbi, la ilaha illa anta, khalaqtani wa ana ‘abduka...” (Doa Sayyidul Istighfar)
Shalawat atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Memuji Allah dengan kalimat tasbih, tahmid, takbir dan tahlil
Bacaan ini bisa ditemukan dalam buku-buku dzikir atau aplikasi dzikir harian yang kini banyak tersedia salah satunya Buku Wirid yang ditulis oleh Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawa rahimahullah..
Manfaat Dzikir Pagi Petang untuk Anak-anak
Sahabat Umma, berikut beberapa manfaat luar biasa yang bisa dirasakan anak-anak dari kebiasaan dzikir ini:
Perlindungan dari gangguan jin dan sihir
Menenangkan jiwa dan perasaan
Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
Menjadi waktu berkualitas bersama orang tua
Melatih mereka untuk dekat dengan Al-Qur'an dan sunnah sejak dini
Anak-anak yang terbiasa berdzikir akan memiliki hati yang lebih tenang, lebih mudah diatur, dan lebih empati terhadap sekitarnya.
Waktu dan Bacaan Dzikir yang Disarankan
Waktu terbaik membaca dzikir pagi adalah setelah shalat Subuh hingga terbit matahari. Sementara dzikir petang dibaca mulai setelah shalat Ashar hingga menjelang Maghrib.
Jika Sahabat Umma memiliki anak yang masih kecil dan sulit untuk mengikuti seluruh rangkaian dzikir, cukup awali dengan bacaan-bacaan pendek dan mudah:
“Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa laa fissama-i wahuwas-sami’ul ‘alim.” (3x)
“Subhanallah”, “Alhamdulillah”, “Allahu Akbar” masing-masing 33x
Shalawat pendek: “Allahumma shalli ‘ala Muhammad”
Dengan waktu yang singkat dan bacaan sederhana, anak-anak tidak akan merasa terbebani dan justru menantikan momen dzikir bersama.
Tips Merutinkan Dzikir Pagi Petang Bersama Anak
Mulai dari diri sendiri
Jangan berharap anak-anak akan rajin berdzikir jika orang tuanya tidak memberi contoh. Jadilah teladan yang penuh cinta.
Gunakan nada yang lembut dan bersahabat
Bacakan dzikir dengan suara pelan, penuh kelembutan. Anak akan merasa tenang dan lebih tertarik mengikuti.
Buat suasana yang nyaman
Bisa duduk bersama di atas sajadah, atau sambil bersandar di dekat jendela yang terkena cahaya matahari pagi.
Gunakan media visual atau audio
Putar murottal atau dzikir dari YouTube anak-anak atau aplikasi Islami agar mereka terbiasa mendengar.
Berikan pujian kecil setelah selesai
Ucapkan, “Masya Allah, anak Umma hebat hari ini sudah berdzikir pagi,” sebagai bentuk afirmasi positif.
Cara Membuat Dzikir Jadi Momen Menyenangkan
Agar anak-anak tidak bosan, jadikan dzikir sebagai waktu istimewa dan menyenangkan, bukan sebagai “kewajiban yang berat”.
Beberapa ide:
Buat jadwal khusus seperti “Waktu Dzikir Ceria” setiap pagi
Libatkan mereka memilih bacaan yang mereka sukai
Beri mereka kartu dzikir bergambar yang lucu dan menarik
Tempel poster dzikir pagi petang di kamar atau ruang keluarga
Jika ada lebih dari satu anak, bisa dibuat seperti permainan estafet: satu anak membaca, lalu disambung oleh adiknya, dan seterusnya.
Inspirasi Aktivitas Setelah Dzikir Pagi dan Petang
Setelah dzikir pagi:
Sarapan bersama sambil berbincang ringan
Mengajak anak membantu pekerjaan rumah kecil
Membaca buku kisah nabi atau sahabat
Setelah dzikir petang:
Menjelang Maghrib, bisa dibuat kegiatan seperti mewarnai gambar Islami
Mendengarkan kisah sebelum tidur
Membacakan Al-Qur'an bersama beberapa ayat
Waktu-waktu ini akan menambah kedekatan emosional antaranggota keluarga.
Menjawab Tantangan: Jika Anak Sedang Rewel atau Bosan
Sahabat Umma tidak sendiri jika pernah menghadapi anak yang menolak atau sulit diajak dzikir. Beberapa solusi yang bisa diterapkan:
Jangan memaksa, ajak dengan kasih sayang
Pakai bahasa ajakan, bukan perintah. Contoh: “Yuk, kita cerita sambil dzikir sebentar.”
Sesuaikan durasi dengan usia anak
Untuk balita, cukup 1–2 dzikir yang pendek dan menyenangkan.
Berikan waktu fleksibel
Jika anak sulit fokus setelah Subuh, bisa diganti setelah sarapan atau saat santai pagi.
Konsisten, meski sedikit
Yang terpenting adalah konsistensi. Lebih baik pendek tapi setiap hari, daripada panjang tapi hanya sekali sepekan.
Pengalaman Umma Belajar Menerapkan Kebiasaan Dzikir Pagi Petang
“Awalnya Umma kira anak-anak akan menolak atau bosan. Tapi ternyata, setelah Umma tempel poster dzikir dan ajak mereka sambil bercerita tentang manfaat dzikir, mereka malah menunggu-nunggu waktu dzikir pagi dan petang. Bahkan anak-anak sudah siap duluan dan saling mengingatkan.
Penutup: Langkah Kecil, Pahala Besar
Sahabat Umma, merutinkan dzikir pagi petang bersama anak bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi merupakan pilar spiritual dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Jangan tunggu sempurna, karena yang Allah nilai adalah usaha dan keikhlasan kita sebagai orang tua.
Ajari anak berdzikir dengan hati yang penuh cinta. Biarkan mereka tumbuh dengan nama Allah di dalam hati mereka, agar kelak ketika dunia memanggil, mereka tetap memilih jalan yang diridhai Ilahi.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan setiap langkah kita dalam mendidik anak-anak dengan cahaya iman.
Wallahu a’lam.
Jangan lupa sharingnya ya Sahabat Umma!
Posting Komentar