Sahabat Umma, pernahkah terbayang bahwa tangan yang biasa mengaduk sayur sop, bisa juga mengetik kisah yang menghangatkan hati pembaca di seluruh dunia? Ya, itulah dunia Momwriterpreneur — ibu rumah tangga yang menjadikan keterampilan menulis sebagai ladang rezeki yang halal, berkah, dan fleksibel.
Kali ini kita akan ngobrol sekilas mengenai
Apa itu Momwriterpreneur
Mengapa profesi ini cocok untuk muslimah? Cara memulainya dari nol? Strategi mengembangkan karya menjadi bisnis? Kisah inspiratif yang memotivasi? Jangan lupa siapkan secangkir teh hangat, dan kita akan mengarungi dunia kata-kata yang bisa mengubah hidup.
1. Apa Itu Momwriterpreneur?
Secara sederhana, Momwriterpreneur adalah gabungan tiga kata:
Mom (ibu)
Writer (penulis)
Entrepreneur (pengusaha)
Artinya, Momwriterpreneur adalah ibu yang menulis sekaligus menjalankan usaha dari hasil tulisannya. Tidak hanya sekadar hobi, tetapi menjadikan menulis sebagai sumber penghasilan, bahkan membangun brand pribadi.
Bentuknya bisa bermacam-macam:
Menulis buku
Artikel blog
Naskah konten media sosial
Copywriting untuk bisnis
E-book edukasi
Ghostwriting
Bedanya dengan penulis biasa? Momwriterpreneur punya dua “tugas mulia” sekaligus: mengurus rumah tangga dan mengelola bisnis tulisan.
2. Kenapa Momwriterpreneur Cocok untuk Muslimah?
Sahabat Umma, kita tahu bahwa dalam Islam, tugas utama seorang istri adalah mengurus rumah, mendidik anak, dan mendukung suami. Tapi bukan berarti kita tidak boleh berkarya dan berpenghasilan lho!
Menulis adalah profesi yang:
Bisa dilakukan dari rumah → tidak perlu meninggalkan anak dalam waktu lama.
Fleksibel → bisa diatur sesuai jadwal keluarga.
Minim modal → cukup laptop atau bahkan ponsel, plus koneksi internet.
Berkah bila diniatkan ibadah → tulisan bisa jadi dakwah dan inspirasi.
Bayangkan, Sahabat Umma, kita bisa mendidik anak di rumah sambil berbagi manfaat untuk pembaca di luar sana — dan dari situ Allah kirimkan rezeki.
3. Modal Dasar Menjadi Momwriterpreneur
Tidak harus lulusan sastra, sahabat umma. Yang penting punya:
Niat yang benar: menulis untuk memberi manfaat dan mencari ridha Allah.
Kemauan belajar: teknik menulis, editing, dan pemasaran.
Konsistensi: sedikit tapi rutin lebih baik daripada banyak tapi jarang.
Ketekunan: sabar membangun karya dan jaringan.
Bahkan jika tulisan pertama terasa canggung, itu wajar. Semua penulis besar pernah memulai dari nol.
4. Langkah-Langkah Memulai Karier Momwriterpreneur
4.1. Menemukan Niche Tulisan
Pilih tema yang Sahabat Umma kuasai atau cintai. Contohnya:
- Parenting Islami
- Resep masakan rumahan
- Cerita anak
- Motivasi muslimah
- Kesehatan keluarga
Menulis di satu niche akan membangun reputasi dan audiens setia.
4.2. Membuat Portofolio
Buat blog atau akun media sosial khusus tulisan. Isi dengan karya terbaik, meski belum dibayar. Ini akan jadi “etalase” untuk calon klien atau penerbit.
4.3. Menawarkan Jasa
Mulailah menawarkan:
- Menulis artikel untuk blog/website orang
- Copywriting untuk UMKM
- E-book edukasi
- Konten media sosial
Bisa lewat media sosial, grup komunitas, atau platform freelance.
4.4. Belajar Self-Publishing
Sekarang banyak platform untuk menerbitkan buku sendiri, seperti Gramedia Digital, Google Play Books, dan Amazon Kindle. Hal ini bisa jadi langkah awal memulai menjadi Momwriterpreneur.
5. Strategi Mengembangkan Bisnis Tulisan
Bangun Personal Brand
Gunakan nama pena yang mudah diingat, profil yang konsisten di semua media, dan gaya bahasa khas.
Gunakan Media Sosial Sebagai Panggung
Posting tips, cuplikan tulisan, atau behind the scene proses menulis.Bergabung dengan Komunitas Penulis
Relasi sangat berharga dalam dunia menulis. Dari komunitas, sahabat umma bisa dapat peluang proyek dan belajar dari yang lebih berpengalaman.Diversifikasi Produk
Jangan hanya mengandalkan satu sumber penghasilan. Misalnya: buku cetak, e-book, kelas menulis online, jasa editing, dan konsultasi.Tetap Upgrade Skill
Ikuti kursus copywriting, storytelling, atau digital marketing agar kemampuan menulis mengikuti zaman dan kebutuhan pembaca.
6. Tantangan dan Cara Mengatasinya
Tantangan 1: Manajemen Waktu
Solusi: Gunakan to-do list harian, atur jam menulis saat anak tidur atau setelah pekerjaan rumah selesai.
Tantangan 2: Writer’s Block
Solusi: Baca buku, dengarkan podcast inspiratif, atau tulis bebas tanpa memikirkan kesempurnaan.
Tantangan 3: Persaingan Ketat
Solusi: Fokus pada kualitas, gaya unik, dan konsistensi.
7. Kisah Inspiratif Momwriterpreneur
Misalnya, kisah Ummu Aisyah, seorang ibu 3 anak yang awalnya hanya menulis status Facebook tentang parenting Islami. Lama-kelamaan, statusnya dibagikan ribuan kali, ia mulai diminta menulis artikel untuk majalah muslimah, lalu menerbitkan buku. Kini, ia memiliki bisnis e-book dan kelas menulis untuk muslimah.
Rahasianya? Istiqamah dan niat karena Allah.
8. Menulis sebagai Ladang Amal Jariyah
Sahabat Umma, keistimewaan menulis adalah pahalanya bisa terus mengalir. Jika tulisan kita mengajarkan kebaikan, setiap orang yang mempraktikkannya akan menjadi catatan amal kebaikan, meskipun kita sudah tiada.
Rasulullah ï·º bersabda:
"Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang sholeh" (HR. Muslim).
Menulis yang bermanfaat termasuk “ilmu yang bermanfaat”.
9. Kesimpulan: Saatnya Memulai Perjalanan Momwriterpreneur
Menjadi Momwriterpreneur bukan hanya tentang uang, tapi tentang kontribusi, dakwah, dan meninggalkan jejak kebaikan. Dengan niat tulus, ilmu yang terus diasah, dan kesabaran, Sahabat Umma bisa menjadikan menulis sebagai jalan rezeki yang halal dan penuh keberkahan.
Jadi, ayo mulai dari sekarang. Ambil satu ide, tulis satu paragraf hari ini. Karena ribuan kata dimulai dari satu kalimat pertama lho. Yuk kita sama-sama berjuang menebar manfaat melalui tulisan. Share ya tulisan ini biar banyak ibu-ibu yang suka menulis termotivasi. jangan lupa sharingnya di kolom komentar.
Posting Komentar