Sahabat Umma, di era digital saat ini, bermain game menjadi aktivitas yang sangat populer, tidak hanya di kalangan anak-anak, tetapi juga remaja hingga orang dewasa. Mulai dari permainangratis, game edukatif, game strategi, hingga game online yang bersifat kompetitif, semuanya memiliki daya tarik tersendiri.
Namun, sebagai seorang muslim, kita tidak bisa serta-merta menyelami dunia game tanpa batas. Penting bagi kita untuk memahami manfaat bermain game, tetapi juga batasan-batasan yang harus dijaga, agar waktu yang kita gunakan tidak sia-sia dan tidak mengganggu tujuan utama hidup: beribadah kepada Allah Taala.
5 Manfaat Bermain Game
1. Melatih Kemampuan Kognitif dan Strategi
Bermain game, terutama game strategi seperti teka-teki logika, atau permainan simulasi manajemen, dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan. Game semacam ini menstimulasi otak, meningkatkan daya ingat, serta memperbaiki kemampuan fokus.
Dalam Islam, kita diajarkan untuk berpikir dan merenung. Allah berfirman:
"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 190)
Game yang mendukung pemikiran kritis dan kecerdasan dapat menjadi sarana yang positif jika digunakan dengan niat yang benar lho.
2. Meningkatkan Refleks dan Koordinasi Motorik
Game berbasis aksi atau kecepatan, seperti balapan atau permainan olahraga virtual, seringkali menuntut koordinasi antara mata dan tangan yang cepat. Hal ini dapat mengasah refleks tubuh secara tidak langsung.
Ini berguna dalam kehidupan nyata, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan atau orang dewasa yang ingin menjaga ketangkasan mental dan fisik. Tetap bijak memilih game ya.
3. Media Hiburan dan Relaksasi
Dalam Islam, hiburan yang mubah (boleh) diperbolehkan asalkan tidak melalaikan kewajiban. Bermain game yang sehat dapat menjadi cara untuk melepaskan stres dan penat setelah aktivitas panjang, baik pekerjaan maupun belajar.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga memberi contoh tentang hiburan. Beliau pernah lomba lari dengan Aisyah radhiyallahu 'anha, dan memperbolehkan hiburan selama tidak mengandung maksiat.
“Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari)
Istirahat dan hiburan yang terkontrol juga merupakan bagian dari ibadah, selama tidak melanggar batas syariat.
4. Membangun Kemampuan Sosial dan Tim
Banyak game saat ini yang bersifat multiplayer dan berbasis tim. Ini membuka peluang untuk meningkatkan kerja sama, komunikasi, dan kepemimpinan.
Game kooperatif dapat mengajarkan anak atau remaja cara bekerja dalam tim, menyelesaikan konflik, dan menghargai kontribusi orang lain. Jika diarahkan dengan baik, ini bisa menjadi pembelajaran sosial yang berguna untuk mereka. Pastikan selalu dalam pengawasan orang tua saat bermain game tersebut.
5. Sarana Edukasi dan Pembelajaran
Banyak game kini dirancang untuk tujuan pendidikan: belajar bahasa, sejarah Islam, ilmu pengetahuan, hingga pelajaran kehidupan. Bahkan ada game yang mengenalkan sejarah para nabi dan sahabat.
Jika dipilih dengan tepat, game bisa menjadi media edukasi Islam yang menyenangkan, terutama bagi anak-anak. Ini akan jauh lebih efektif daripada pembelajaran pasif yang membosankan. Tapi ingat pastikan bijak dalam memilih game dan pastikan anak-anak dalam pengawasan saat bermain game.
![]() |
permainangratis |
Batasan Bermain Game dalam Pandangan Islam
Sahabat Umma, meskipun game bisa membawa manfaat, bukan berarti kita bebas memainkannya tanpa batas. Seorang muslim harus menempatkan aktivitas ini dalam kerangka syariat. Berikut adalah batasan yang harus diperhatikan:
1. Tidak Boleh Melalaikan Shalat dan Kewajiban Lain
Bermain game yang sampai membuat kita lalai dari shalat, membaca Al-Qur'an, menuntut ilmu, atau tanggung jawab keluarga adalah perbuatan yang tercela. Jadi penting untuk memgedukasi diri dan anak-anak sebelum memutuskan untuk memilih hiburan ini.
Allah berfirman:
“Maka celakalah orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Apalagi jika waktu shalat sudah habis karena terlalu asyik main game. Waktu dalam Islam adalah amanah, dan setiap detik akan dimintai pertanggungjawaban. Jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia karena asyik bermain game tanpa manfaat yang jelas.
2. Tidak Mengandung Unsur Haram
Beberapa game mengandung konten yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti kekerasan berlebihan, sihir, pornografi, perjudian (gacha), musik haram, atau mengandung nilai-nilai kufur.
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Maka, hindari game yang mengajak pada kekafiran, menampilkan aurat, atau memperkenalkan budaya yang menyimpang dari Islam. Termasuk game yang membuat pemainnya merusak akhlak seperti menghina agama, menertawakan syariat, atau mempromosikan gaya hidup bebas. Penting sekali diingat.
3. Tidak Berlebihan (Israf)
Segala bentuk yang berlebihan dalam Islam tidak diperbolehkan, termasuk dalam bermain game.
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan.” (QS. Al-Isra: 26-27)
Termasuk jika kita menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk main game, atau menghabiskan uang besar untuk item game yang tidak berguna dalam kehidupan nyata. Sebaiknya semua dilakukan seimbang.
4. Tidak Membuat Kecanduan
Game yang membuat kita susah berhenti, mengganggu ibadah, membuat tidur tidak teratur, atau membuat hubungan sosial terganggu adalah tanda kecanduan yang membahayakan.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)
Jika kita merasakan ketergantungan, saatnya istirahat dan mengevaluasi diri. Islam tidak melarang hiburan, tapi mengatur agar hiburan tidak menjadi candu ya.
5. Menghindari Game yang Memicu Emosi Negatif
Game kompetitif seringkali memicu emosi negatif: marah, iri, mencela teman, bahkan berkata kotor. Ini bertentangan dengan akhlak seorang muslim.
Rasulullah bersabda:
“Jangan marah.” (HR. Bukhari)
Permainan yang menumbuhkan sifat kasar, emosi, atau bahkan kekerasan verbal harus dihindari. Jika game menjauhkan kita dari akhlak mulia, maka itu adalah tanda permainan tersebut tidak lagi mendatangkan manfaat.
Batasan Berdasarkan Sunnah: Menjaga Waktu, Akhlak, dan Prioritas
Mari kita telaah lebih dalam, Sahabat Umma, batasan bermain game jika dikaji berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits:
🕰️ 1. Menjaga Waktu (Waqt)
Waktu adalah nikmat besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang.”(HR. Bukhari)
Seorang muslim harus menggunakan waktunya untuk hal yang bermanfaat. Game boleh saja, tetapi waktu untuk ibadah, belajar, dan bekerja harus menjadi prioritas utama.
🧠 2. Menjaga Akhlak (Adab)
Islam sangat menekankan akhlak mulia. Game yang membuat kita mudah marah, berkata kotor, atau menyepelekan orang lain jelas tidak mendidik.
Nabi Muhammad bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”(HR. Ahmad)
Game harus mendidik dan menjaga adab, bukan sebaliknya.
🧭 3. Menjaga Tujuan Hidup (Ma’na al-Hayah)
Tujuan hidup kita adalah menyembah Allah dan menjadi khalifah di bumi. Jika game menjauhkan dari tujuan tersebut, maka kita harus mengatur ulang prioritas.
Allah berfirman:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”(QS. Az-Zariyat: 56
Tips Bermain Game Sesuai Syariat Islam
Agar tetap seimbang, berikut beberapa tips untuk Sahabat Umma:
⏰ Tentukan Durasi Bermain – Misalnya hanya 1 jam setelah menyelesaikan semua kewajiban.
📱 Pilih Game yang Positif – Hindari unsur haram, pilih game edukatif atau strategi.
🕌 Utamakan Shalat dan Ibadah – Jangan sampai lalai dari kewajiban utama.
👨👩👧👦 Libatkan Keluarga – Main bersama anak atau pasangan agar mempererat silaturahim.
🎯 Evaluasi Niat dan Waktu – Mainlah dengan niat positif, bukan untuk pelarian hidup.
Kesimpulan
Sahabat Umma, bermain game bukanlah hal yang haram secara mutlak. Islam adalah agama yang adil dan seimbang. Selama tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan syariat, tidak melalaikan kewajiban, dan dilakukan dengan niat yang baik serta waktu yang terkontrol, maka game bisa menjadi sarana hiburan dan edukasi yang positif.
Namun, jika tidak disertai pengawasan dan pengendalian, game bisa menjadi jebakan yang menyesatkan dan melalaikan kita dari tugas utama sebagai hamba Allah.
Jadikanlah setiap aktivitas, termasuk bermain game, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup. Bagaimana menurut sahabat Umma dengan bermain game dan batasan yang harus diperhatikan? Sharing ya di kolom komentar!
Posting Komentar