Ganti Judul dan ALt sendiri

Wisata Sejarah di Bukittinggi: Lubang Japang Panoram

Lobang Japang Bukittinggi

Goa Jepang Bukittinggi, bagi saya yang besar dan tumbuh di Bukittinggi. Tentu saja menyisakan kenangan mendalam dengan tempat ini. Goa Jepang atau kami menyebutnya Lubang Japang ini punya cerita tersendiri yang sulit untuk terlupakan.

Dari cerita bapak waktu saya kecil, Lubang Japang merupakan tempat orang disiksa, mereka dipaksa membuat terowongan dan kemudian dibiarkan mati begitu saja tanpa diberi makan yang cukup. Cerita itu membuat saya sedikit takut untuk masuk ke dalam lubang ini.(Ah, jadi teringat bagaimana saya benar-benar tidak pernah mau diajak siapa saja ke tempat tersebut).

Sampailah pada usia saya yang ke-17 tahun. Saat itu jiwa muda bergejolak ingin menaklukkan banyak tantangan. Apalagi kita punya teman-teman satu genk yang punya banyak rencana. Mendaki gunung, menyusuri sungai dan petualangan lainnya, termasuk Goa Jepang Bukittinggi ini.

Alhamdulillah Genk kita tidak hanya sekedar kumpul belaka tapi juga berkumpul berfaedah. Termasuk saat kita mau Lubang Japang ini, kita belajar sejarah sebenarnya. (Sayang saya tidak punya foto-foto kenangan disana), masa itu kami belum punya handphone dan kamera juga tidak ada. Jadilah semua hanya dalam kenangan sendiri-sendiri.

Anak tangga Goa Jepang
Ada 132 tangga menuju ke bawah 

Sejarah Goa Jepang Bukittinggi

Lubang ini dibuat pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 atas instruksi Letjen Moritake Tanabe. Panjangnya 6 meter dan lebarnya 2 meter. Pembangunan Lobang ini dialkukan secara paksa dengan mendatang pekerja dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Sengaja mereka tidak melibatkan orang asli Bukittinggi karena menjaga kerahasiaan Lobang ini. Lobang ini bisa tembus ke Jam Gadang dan Benteng Fort de Kock. (Cuma sayang saat ini tidak tembus lagi).

Karena bersifat rahasia, lubang ini baru diketahui oleh masyarakat pada tahun 1950 dan pintu terowongan hanya 20 cm dan kedalamannya sampai 64 meter. Hanya saja untuk keperluan wisata, Lubang ini hanya dibuka 1,5 kilometer dan untuk menyusurinya pengunjung membutuhkan waktu 20 menit.

Lokasi Goa Jepang Bukittinggi

Lokasi Goa Jepang ini sangat strategis yaitu
kawasan wisata Ngarai Sianok Jl Panorama Bukit Cangang Kayu Ramang Bukittinggi Sumatera Barat.

Tempatnya sangat sejuk, rindang dan banyak pohon bambu. Saat kita memasuki tempat ini kita akan merasakan hawa dingin khas Bukittinggi. Waktu tempuh dari pusat kota atau Jam Gadang hanya butuh 10 menit saja.

Harga Tiket Masuk ke Lubang Jepang

Masuk ke Lubang Japang kita bisa membeli tiket di pintu masuk. Per Januari 2023, harga tiket masih Rp. 15.000 per orang sementara anak-anak Rp. 10.000. Kita bebas menjelajahi Goa Jepang ini. Buka mulai pukul 9 pagi hingga 6 sore.

Keunikan, Fungsi dan Penampakan Goa Jepang

Jika kita masuk ke dalamnya kita akan menemui banyak sekali keunikannya. Mulai dari awal masuk ada tangga yang jumlahnya mencapai 132 anak tangga. Ada dua jalur satu untuk masuk satu untuk keluar pengunjung.

Bahkan bangunan ini diakui masih bangunan asli tanpa rehap yang sangat banyak. Tentu saja ini membuktikan betapa kokohnya bangunan buatan Jepang ini.

Perlu diingat jangan sampai berjalan sendiri ke dalam Lubang ini, karena banyaknya terowongan-terowongan kecil yang bisa menyebabkan kita tersesat saat memasukinya.

Sereeem nya sampai mereka punya pintu pengintaian 

Apalagi tempat ini jadi saksi bisu kekejaman Jepang pada tahanan. Bahkan menurut cerita tahanan yang tewas dibunuh dan dipotong-potong kemudian mereka buang melalui saluran air. Astagfirullah. Sereem. Saya saja hanya bertahan sejenak dan langsung keluar. Maklum emak penakut.

Dalam Lubang Japang ini terdapat banyak sekali ruangan. Ini membuktikan betapa mereka sangat canggih. Mereka membuat bunker, kemudian pada bunker tersebut terdapat beberapa ruangan, seperti ruangan pengintaian, penyergapan, penjara, gudang senjata amunisi, kamar mayat, dapur dan lain-lain.

Fungsi dan Keunikan Penjara Goa Jepang

Kita nanti akan mudah mengetahui karena ada tulisan masing-masing. Bagaimana beranikah untuk mengenang masa-masa kekejaman tentara Jepang kepada rakyat Indonesia yang dikenal dengan Romusha? Saya tidak berani berlama-lama karena saya sedikit takut.

Nantikan cerita tentang Bukittinggi lainya ya atau mau cerita tentang apa lagi kalau bahas kota Jam Gadang ini. Share dong di kolom komentar. Terima kasih.

 

 

Posting Komentar