Ganti Judul dan ALt sendiri

Pengalaman Hadapi Anak Telat Berjalan

 

Cara mudah agar anak cepat berjalan
Alhamdulillah akhirnya bisa berjalan di usia 21 bulan. Meski sangat lama dibandingkan dengan teman seusianya. Tapi syukuri dan cari solusi 

Pengalaman Anak Telat Berjalan. Ibu mana yang tidak stress saat anaknya yang sudah usia berjalan belum bisa berjalan. Tapi tentu saja tidak boleh berlarut dan membuat kita berhenti dan merasa frustasi. Tugas kita saat dihadapkan dengan problem ini adalah mencari solusi. 


Stressnya Diri Ini Saat Anak Telat Berjalan 

Saat dihadapkan pada masalah anak ke-4 saya yang belum bisa berdiri dan berjalan. Disaat semua anak seusia dia sudah bisa berlari dan berbicara. Tapi tidak dengan putri kecil saya. 


Sebagai emak, tentu saja saya stress. Apalagi banyak yang bertanya sudah bisa jalan belum dedek? Bahkan saat keluarga sendiri membanding-bandingkan dengan keluarga yang lain. Rasanya tidak ingin kemana-mana. 

Bagaimana tidak makin pusing, setiap stimulasi yang diberikan. Dedek merasa tidak tertarik. Ditetah, dipegang tangannya untuk berjalan, ditaruh dipegangan, diberikan kursi untuk didorong. Sama sekali adek tidak tertarik. 



Tertarikpun itu hanya dalam hitungan menit.  Setiap pagi emaknya ini selalu membawanya keluar berjalan di aspal tanpa alas kaki. Sedikitpun adek juga tidak tertarik malah nangis dan merasa tidak nyaman. 


Bahkan emak Fadhlan ini sewakan Push Walker dengan banyak mainan agar dia tertarik sama sekali tidak dilirik. Paling hanya mainan saja yang dilirik. Ya begitulah. 


Saat usia 18 bulan saya konsultasikan kondisi adek ke dokter umum untuk dirujuk ke dokter spesialis. Tetapi dokter menguatkan batas wajar anak bisa berjalan dua tahun dan saya diminta bersabar hingga dua tahun. 


Apalagi anak saya menurut dokter tidak mengalami kelainan apapun di bagian kaki. Meski apa yang dikatakan dokter benar, tapi hati ini berontak dan bertanya kenapa anak saya belum bisa juga berjalan. Disaat tiga anak saya bisa berjalan di usia 14 bulan. 


Sementara adek di usia yang sudah 18 bulan masih betah merangkak. Sungguh saya sangat stress kala itu. Tapi tentu saja stress saya usahakan masih dalam wajar, di setiap sujud saya selalu meminta agar adek bisa berdiri, berjalan dan berlari.


Saking lebaynya siapa saja kakeknya, neneknya, saudara yang berangkat umrah dan mau berangkat haji atau siapa saja yang saya anggap Sholeh saya akan meminta agar mereka berdoa untuk anak saya. Selebay itu saya saat dihadapkan pada kondisi ini. Bahkan sering nangis di kamar mandi, kalau adek ditanya orang sudah bisa jalan belum. Atau lihat anak seusianya sudah berlari. Spontan mata ini mengalir sambil mencium adek.  (Kalau ingat masa-masa lebay jadi senyum sendiri). Ah sudahlah cukuplah jadi pelajaran dan kenangan. 



Penyebab Lambat Berdiri dan Berjalan


Setelah saya coba runut lagi ke belakang. Saya membuat kesimpulan bagaimana adek memiliki tumbuh kembang yang lambat. Termasuk lambat berjalan. Karena saya saat hamil tidak pernah memperhatikan kehamilan apalagi mengkonsumsi vitamin. (Maklum pandemi membuat malas kemana-mana). 


Benar sekali pentingnya 1000 hari pertama kehidupan pada anak. Karena ini adalah periode emas yang tidak akan terulang. Tentu saja masa-masa awal kehamilan termasuk di dalamnya hingga 2 tahun. Masa ini sudah saya sia-siakan. 


Pandemi telah membuat saya tidak mau kemana-mana termasuk ke bidan.  Dalam pikiran saya selama makanan sehat, konsumsi madu dan istirahat sudah cukup membuat kehamilan saya terjaga. Janin bisa tumbuh dengan sehat. Tapi ternyata tidak untuk anak saya yang ke-4. (Lagi Hamil, Pastikan Konsumsi Vitamin yang Cukup).


Saat lahir tidak ada tanda-tanda tumbuh kembangnya akan lambat. Lahir dengan berat 3,5 kg tetapi seminggu setelahnya berkurang drastis hingga 0,3 kg. Saya mulai berpikir anak saya akan sama perkembangannya dengan kakaknya yang ke-2. 


Dari bulan ke bulan, tidak nampak berat badan yang meningkat banyak. Paling hanya berkisar antara 0,3 hingga 0,6 kg. Tapi alhamdulilah adek tumbuh sehat dan tidak banyak keluhan. 


Usia 8 bulan normalnya bayi sudah bisa merangkai dan duduk.Tapi tidak dengan adek, adek baru bisa merayap. Sedih sekali di batin. Cuma selalu berpikiran positif. Karena setiap anak akan berbeda perkembangannya. 


Usia 11 bulan adek baru bisa duduk dan mulai merangkak. Kemudian rambatan 13 bulan. Adek bertahan tidak mau apa-apa di usia ini. Tidak mau berdiri sendiri dan cenderung takut. 

Tidak tertarik dengan rumput 


Saat dititahpun adek hanya mau tiga sampai lima langkah. Tidak nampak kemauan ingin berjalan sedikitpun. Meski hati hancur, umi harus terus memotivasi dan menstimulasi adek berjalan. 


Dari berbagai stimulasi dilakukan, mendorong kursi,  berjalan di rumput, dibaluri embun pagi, menggunakan push Walker. Hasilnya sama, adek tidak tertarik sedikitpun. 


Stimulasi menggunakan push Walker 


Setiap malam emak menangis merintih agar adek cepat bisa berjalan. Rajab, syaban, ramadhan, Syawal belum ada tanda-tanda adek mau jalan. Padahal sudah diajak berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Adek tidak tertarik sama sekali. 


Sampailah di akhir Syawal, adek mulai berdiri sendiri. Jika diteriaki adek langsung duduk. Ya begitulah adek bukan typikal yang mau disemangati. Dia mau sendiri tanpa harus pencitraan. (Ups...). 

Masya betapa bahagianya hati ini. Air mata mengalir dan benar-benar rasa syukur ini senantiasa terucap di hati. Meski belum lancar tapi dia sudah bisa berdiri. Alhamdulillah. 

21 Bulan Akhirnya Bisa Berdiri dan Berjalan

Hari demi hari sampai juga adek proses berjalan yang terlambat di usia 21 bulan. Meski saat ini adek belum berjalan dengan lancar tetap saja rasa syukur ini begitu besar. Adek bisa berjalan meski terlambat. Jadi bagi orang tua, ummi, bunda yang sedang menunggu masa-masa anak berjalan bersabarlah karena selama tidak ada masalah kelainan pada anak. Mereka akan berjalan pada waktunya. 


Lakukan saja ikhtiar maksimal, berikan stimulasi dan pasrahkan kepada Allah. Setiap anak memiliki tumbuh kembang yang berbeda. Jadi jangan samakan satu dengan yang lainnya. Anak kita sendiri saja bisa berbeda apalagi dengan anak orang lain.

 Generos Percepat Anakku yang Bisa Berdiri dan Berjalan. 


Dari anak ke-4, banyak hal yang saya pelajari i salah satunya pentingnya memperhatikan asupan vitamin anak sejak dalam kandungan terutama Vitamin A, penambah darah dan Kalsium. 



Anak saya lambat berjalan karena kurangnya kalsium di tulang kakinya. 


Perhatikan asupan makanan ibu hamil terpenuhi. Ini penting untuk ibu dan anak. Saya waktu hamil sampai anak ke-4 abai karena terlalu fokus pada mual yang menganggu. 


Semestinya saya bisa melawan dan lebih mementingkan pertumbuhan janin. Semoga bisa jadi pelajaran bagi semuanya ya. Insyaallah apapun ikhtiarnya, kita sudah melakukan yang terbaik. Semoga selalu jadi ibu bahagia. []





14 komentar

  1. Barokallah, ananda sudah bisa berjalan sendiri Mbak. Semoga ananda sehat selalu yaa. Terima kasih atas tips di masa kehamilan.

    BalasHapus
  2. Selalu sehat untuk si kecil, Mbak. Setiap anak punya waktunya sendiri. Btw, terima kasih sudah berbagi pengalaman.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah ikut senang meski harus menunggu 21 bulan biar bisa berdiri dan berjalan. Rasanya pasti campur aduk banget ya mbak. Memang kebutuhan kalsium penting banget

    BalasHapus
  4. Terima kasih Mbak Juwi untuk tulisannya. Noted! Untuk mengonsumsi vitamin disaat kehamilan ya. Selain makan makanan yang bergizi, karena pengaruhnya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak ya, Mbak

    BalasHapus
  5. Memang Ibu kalau kaitannya dengan anak ini pasti jadi khawatir banget.
    Kalau anakku dulu speech delay, kak..
    Tapi uda diwanti-wanti sama papa mama mertua kalau harus selalu didoakan, di terapi sendiri dan orangtuanya kudu telaten dan sabar.

    Alhamdulillah..
    Meski kadang stres frustasi melanda..
    Tapi dengan dukungan dari pasangan, alhamdulillah usia 4 tahun ananda mulai menunjukkan perkembangan positif.

    Semoga ananda, meskipun telat berjalan, tetapi menjadikan ananda kelak lebih matang dalam pertumbuhan dan perkembangan lainnya.

    BalasHapus
  6. Peluk mba, aku paham rasanya kalau tumbang anak lewat dari redflag. Wajar mba kalau stress. Alhamdulillah berkat ikhtiar dan tawakkal dari Umminya, si adek mau berjalan lagi ya mba. Sepertinya adek tipe yang ngga suka dihebohkan ya mba, aku pernah baca juga soalnya emang ada anak yang tipenya gitu.

    BalasHapus
  7. Kebayang sih jadi ibu itu kalau ada tumbuh kembang anak yang nggak sesuai pasti kepikiran, terus lingkungan sekitar pun kadang suka membandingkan. Jadi ibu memang harus banyak belajar. Nggak ada ibu yang sempurna tapi semua ibu pasti ingin yang terbaik bagi anaknya.

    BalasHapus
  8. Sayatahu bagaimana khawatirnya anak mengalami lambat berjalan, anak saya pun yang pertama baru bisa berjalan pada usia 30 bulan saat anak-anak sesamanya bahkan di bawahnya sudah pada lari-lari kemna-mana sediiihhh

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah ya mba. Semangat membersamai tumbuh kembang anak ya mba. Anakku ini lagi nunggu bisa bicara umurnya 17 bulan. Karena anak pertama termasuk tepat waktu yang ini kok terasa lama. Memang yang paling membuat stres bukan hanya kondisi anak tapi omongan orang. Itu yang bikin stres banget kalau says.

    BalasHapus
  10. Masyaallah, Bun. Stres ini yang jadi penyakit tak kasat mata. Tetap semangat untuk membersamai si dedek ya, Bun. Sehat selalu untuk kalian.

    BalasHapus
  11. Kayak.y kalau tumbuh kembang anak berjalan lebih lambat daripada anak lain bakal buat ibu.y langsung stress, belum lagi dengerin omongan orang lain. Tetap semangat mba!

    BalasHapus
  12. Semangat mbakkkmm duh aku ikut deg degan.. dan ikut merasakan bagaimana mbak mengkiktiarkan pula lewat doa2. Masya allah... tapi bener sih mbak aku pribadi terus mengedukasi diri dan orang skitar ttg nutrisi ketika hamil. Sebab janin membutuhkan itu

    BalasHapus
  13. mba semangat ya, aku yang baru jadi ibu ini jadi merasa berharga banget udah dikasih tahu begini. Baru punya anak usia 6 bulan, barokallah anaku mulai onggong2 mba. Semoga ibu2 hamil mulai menerapkan pola makan yang bener, sudah diwarning begini

    BalasHapus
  14. Kebayang nggak sih khawatirnya emak anaknya yang terlambat, tiap hari over thingking mulu. Bersyukur kalau emak bisa survive menjalani peran sebagai ibu

    BalasHapus