Ganti Judul dan ALt sendiri

Gaya Hidup Minimalis Sesuai Sunnah, Se Minimalis Apa Sih?

 

gaya hidup minimalis islami * hidup sederhana sesuai sunnah * minimalis dalam islam * kesederhanaan hidup muslim * sunnah hidup sederhana


Pendahuluan: Minimalism dalam Perspektif Islam

Tren hidup minimalis kini semakin populer di berbagai belahan dunia. Banyak orang mulai menyadari bahwa memiliki terlalu banyak barang tidak selalu membuat bahagia. Sebaliknya, kesederhanaan justru menghadirkan ketenangan.

Namun, jauh sebelum konsep minimalism dikenalkan oleh tokoh modern, Islam sudah mengajarkan prinsip hidup sederhana. Rasulullah ﷺ dan para sahabat adalah teladan utama dalam hal ini. Hidup mereka penuh keberkahan meski jauh dari kemewahan.

Maka pertanyaannya:""Seminimalis Apa Sih Gaya Hidup Sesuai Sunnah Itu?Apakah berarti meninggalkan semua harta dan hidup miskin, atau ada keseimbangan yang harus dijaga? Mari kita bahas dengan dalil dan praktik nyata seorang muslim.

Hakikat Minimalism dalam Islam

Minimalisme dalam Islam bukan sekadar hidup dengan barang sedikit, melainkan hidup seperlunya, menghindari berlebihan (israf), dan memfokuskan hati kepada Allah. 

Allah Ta’ala berfirman:

 “...dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Dari ayat ini jelas bahwa Allah tidak menyukai sikap berlebihan, baik dalam makan, berpakaian, maupun gaya hidup. Hidup sederhana adalah bentuk ketaatan dan tanda syukur seorang hamba. 

Contoh Kesederhanaan Rasulullah ﷺ

1. Kesederhanaan dalam Pakaian

Rasulullah ﷺ mengenakan pakaian sederhana, tidak mewah, namun selalu bersih dan rapi. Beliau bersabda:

“Makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bersedekahlah tanpa berlebih-lebihan dan sombong.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i)

2. Kesederhanaan dalam Rumah Tangga

Rumah Rasulullah ﷺ sangat sederhana, bahkan kasurnya hanya terbuat dari anyaman pelepah kurma. Namun dari rumah yang kecil itu lahirlah peradaban besar yang mengubah dunia. (Lalu bagaimana dengan kita ya? Terutama Umma yang masih mengeluh dengan fasilitas yang serba ada, Astaghfirullah). 

3. Kesederhanaan dalam Makanan

Rasulullah ﷺ biasa makan seadanya. Sering kali hanya dengan kurma, roti, atau air. Beliau bersabda:

“Tidak ada wadah yang lebih buruk dari perut manusia. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya...” (HR. Tirmidzi)

Prinsip Gaya Hidup Minimalis Sesuai Sunnah

1. Mengutamakan kebutuhan, bukan keinginan

Muslim diajarkan untuk membeli sesuatu karena kebutuhan, bukan sekadar gengsi. Perlu sekali kita menekankan kepada keluarga bagaimana kita harus hidup sesuai kebutuhan bukan keinginan. Ajari apa beda keinginan dan  kebutuhan sejak dini. Semampu apapun kehidupan kita ajari anak-anak untuk bisa menghargai dan memanage diri dengan baik agar mereka menjadi pribadi yang sederhana meskipun bersahaja. Kelak ketika dewasa mereka akan kuat menghadapi kondisi seperti apapun juga. 

2. Menjaga diri dari israf (berlebih-lebihan).

Baik dalam makanan, pakaian, hingga hiburan. Penting sekali hidup mimimalis harus bisa menjaga diri. Banyak hal yang negatif jika memiliki sifat berlebihan. 

3. Memilih kualitas daripada kuantitas

 Lebih baik memiliki sedikit barang yang bermanfaat daripada banyak barang yang jarang digunakan. Lebih baik memiliki sesuatu yang berkualitas dan tahan lama daripada banyak barang tapi membuat susah pemakainya. 

4. Memanfaatkan harta untuk kebaikan

Sebagian harta diarahkan untuk sedekah, zakat, dan membantu sesama. Biasanya orang dengan hidup minimalis memiliki kebiasaan yang baik karena mereka tahu betul bagaimana harta digunakan. Apalagi untuk kebaikan yang akan mendatangkan keuntungan berlipat ganda di akhirat kelak. 

Hidup Minimalis Bukan Berarti Miskin

Ada salah paham bahwa hidup minimalis berarti hidup miskin atau tidak memiliki apa-apa. Padahal, Islam tidak melarang seorang muslim menjadi kaya. Yang dilarang adalah berlebihan dan sombong dengan harta.

Contohnya sahabat Rasulullah ﷺ, Abdurrahman bin Auf, adalah seorang saudagar kaya raya. Namun, ia hidup sederhana, tidak bermewah-mewahan, dan banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah.

Minimalism dalam Islam artinya: kaya hati, bukan sekadar kaya harta.

Manfaat Hidup Minimalis Sesuai Sunnah

1. Hati lebih tenang – Tidak sibuk memikirkan harta dunia.

2. Terhindar dari hutang – Karena tidak membeli barang berlebihan.

3. Meningkatkan rasa syukur – Merasa cukup dengan apa yang ada.

4. Fokus pada ibadah – Waktu lebih banyak digunakan untuk mendekat kepada Allah.

5. Mudah bersedekah – Harta yang tidak terbuang untuk gaya hidup bisa dipakai untuk membantu sesama.

Cara Praktis Menjalani Hidup Minimalis Muslim

1. Sederhana dalam Pakaian

Tidak perlu mengejar tren fesyen yang cepat berubah. Pilih pakaian yang sopan, awet, dan nyaman sesuai syariat. Buat apa mengikuti tren yang membuat kita lupa akan standar pakaian yang diatur oleh syariat. 

2. Bijak dalam Konsumsi Makanan

Makan secukupnya, hindari mubazir. Rasulullah ﷺ mengajarkan pola makan 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minum, dan 1/3 untuk napas.

3. Hemat dalam Belanja

Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jangan tergoda diskon jika tidak benar-benar perlu.

4. Menyederhanakan Rumah

Rumah tidak harus besar dan penuh dekorasi mahal. Yang penting adalah kenyamanan, kebersihan, dan keberkahan.

5. Membatasi Barang

Prinsip: jika jarang dipakai, sebaiknya sedekahkan. Rasulullah ﷺ menganjurkan kita untuk memberi manfaat dengan apa yang kita miliki.

6. Fokus pada Amal

Daripada sibuk menumpuk barang dunia, lebih baik menumpuk amal shalih untuk bekal akhirat.

Dalil Lain Tentang Hidup Sederhana

1. QS. Al-Furqan: 67

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

2. HR. Bukhari

Rasulullah ﷺ bersabda: “Berbahagialah orang yang mendapat hidayah kepada Islam, diberi rezeki secukupnya, dan Allah menjadikannya qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang diberikan.”

3. QS. At-Takatsur: 1-2

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.”

Dalil-dalil ini menegaskan bahwa berlebih-lebihan dalam harta dan gaya hidup bisa melalaikan dari tujuan akhirat.

Hidup Minimalis di Era Modern: Bagaimana Caranya?

1. Kurangi ketergantungan pada gadget & media sosial

 Sering kali kita boros waktu hanya untuk konsumsi konten yang tidak bermanfaat. Banyak waktu terbuang dengan scroll hal yang tidak penting bahkan kita lupa diri. (Termasuk umma nih kadang lupa waktu) . 

2. Prioritaskan investasi akhirat 

 Sedekah, zakat, dan wakaf jauh lebih bernilai daripada belanja barang konsumtif. Hal ini akan lebih abadi daripada sekedar membeli barang yang tidak menguntungkan di akhirat kelak. 

3. Manajemen waktu islami.

Gunakan waktu lebih banyak untuk keluarga, ibadah, dan belajar.

4. Minimalis Finansial

 Catat pengeluaran, hindari cicilan tidak perlu, dan belanjakan sesuai sunnah. Kadang membuka pintu hutang membuat hidup tidak tenang. Percaya deh banyak orang yang sudah merasakan dan melalui perjuangan panjang untuk. keluar dari jurang hutang. (Umma juga pernah merasakan sungguh tidak bisa hidup tenang karena mikirin cicilan., alhamdulillah allah mudahkan dengan caranya keluar dari sana). Maaf jadi curhat. 

Studi Kasus: Minimalism Para Sahabat

Umar bin Khattab radhiallahu anhu hidup sangat sederhana meski menjadi khalifah. Beliau pernah hanya memiliki pakaian dengan beberapa tambalan.

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu anhu menginfakkan hampir seluruh hartanya untuk Islam.

Utsman bin Affan radhiallahu anhu kaya raya, tetapi menginfakkan ribuan unta dan sumur untuk kaum muslimin.

Ketiganya membuktikan bahwa minimalis bukan berarti miskin, melainkan hidup sederhana dengan hati yang terpaut pada Allah sungguh nikmat tiada terkira. 

Tantangan Hidup Minimalis Muslim di Zaman Now

1. Tekanan sosial (lifestyle)

 Banyak orang merasa harus mengikuti tren agar dianggap modern. Padahal tidak benar memiliki pemikiran seperti itu. Jauh lebih mulia orang dengan style sesuai tuntunan Rasulullah. 

2. Konsumerisme

 Iklan dan media sering menggoda untuk membeli barang yang tidak perlu. (Kabuur, Umma nih yang sering banget dan sedang berjuang untuk lolos dari ujian ini). Yakinlah Sahabat Umma sifat ini akan mendekatkan kita kepada setan laknatullah karena kita akan terus dirayu-rayu memiliki sifat berfoya-foya yang tak jelas. 

3. Persaingan status

 Ada rasa gengsi jika tidak terlihat “wah” di media sosial. Subhanallah kita memang hidup di dunia penuh fitnah bahkan fitnah itu sangat dekat dengan kita. Sungguh kita mesti bijak dalam mengelola sesuatu. 

Islam mengajarkan kita untuk melawan hawa nafsu ini dengan qana’ah (merasa cukup).

 Penutup: Lalu Se Minimalis Apa Seharusnya?

Hidup minimalis sesuai sunnah berarti hidup secukupnya, menghindari israf, dan memfokuskan hati pada akhirat. Bukan berarti miskin, melainkan sederhana dan penuh keberkahan.

Muslim sejati tidak diukur dari seberapa banyak harta, tapi seberapa besar rasa syukur dan sedekahnya. Apakah kita sudah mencoba menerapkan gaya hidup minimalis sesuai sunnah? Yuk tulis pengalaman atau pendapat Sahabat Ummadi kolom komentar!

Jika artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke sahabat dan keluarga agar lebih banyak muslim yang terinspirasi untuk hidup sederhana penuh keberkahan. Karena pada akhirnya, "kesederhanaan adalah kekayaan sejati seorang muslim". 


9 komentar

  1. Masyaallah banget ini kak, memantik hati. Bener banget, apapun itu sebaiknya tidak berlebih²an, sederhana, minimalis, asal cukup. Tpi yg sering banget terabaikan adalah sederhana dalm pakaian. Krna kadang ngerasa gak pantes ngasi orang yg bekas dipakai, takut orng tersinggung. Akhirnya dijadikan lap *kadang, tp kalo yg nash bagus banget ya dikasihkan... Nice informasi dan pengingatnya kak

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah diingatkan Umma...Memang ya, menerapkan gaya hidup minimalis sesuai tuntunan Rasulullah bertujuan untuk meraih ridha Allah, menghindarkan diri dari sifat berlebihan dan foya-foya, fokus pada kebutuhan esensial, serta meningkatkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan duniawi

    BalasHapus
  3. Bener banget kak sederhana itu memang lebih nyaman dan gak bikin ribet...
    Aku sendiri juga sedang dalam tahap mulai mengurangi barang2 yang dianggap tidak perlu terutama pakaian dan tas yang aku rasa jadi godaan terbesar kaum hawa yaa,,,karena setiap apa yg kita miliki akan dihisap dan dimintai pertanggng jawabannya nanti

    BalasHapus
  4. Betul nih. Sebenarnya Islam dan Rasulullah sudah memberikan contoh dan ketentuan ya dalam gaya hidup sederhana. Memang tantangan hidup masa kini berat karena ada sosmed. Tapi sebagai muslim harus bisa menjalani yang seharusnya

    BalasHapus
  5. Zaman sekarang ini dengan era media sosial yang begitu gegap gempita membuat orang itu mudah banget terjangkit penyakit fomo, apalagi ditambah dengan iming-iming diskon jadi bikin lapar mata. Segala mau dibeli padahal enggak butuh-butuh banget. Padahal Islam dan Rasulullah sudah mengajarkan bagaimana manfaat hidup minimalis yang membuat hidup lebih tenang dan barokah.

    BalasHapus
  6. jaman sekarang kadang kita mudah sekali terbujuk dengan gaya hidup hedon dan konsumerisme yang ditawarkan media sosial ya, mbak. apalagi soal belanja nih kayaknya nggak habis-habis barang yang mau dibeli karena merasa perlu padahal nggak perlu-perlu banget

    BalasHapus
  7. Iya, banget... Umma.
    Kalau melihat apa yang ada di sosmed, suka gak ada habisnya yaa..
    Kalaupun pingiiin banget, bisa diterapkan one out, one in.

    Jadi kalauuu banget.. mau ganti gamis atau khimr... ada satu baju yang kudu dikeluarin dan barru boleh ganti. Selama belum keluar, berarti belum boleh ganti.
    Maka dari itu, temen-temen di Bandung suka ngadain yang namanya "Dakmart" alias Dadakan Market. Isinya yaa.. itu, keluarin gamis yang sudah gak terpakai untuk bisa dijual atau diberikan ke ummahat agar lebih bermanfaat.

    BalasHapus
  8. Mengutamakan kebutuhan, bukan keinginan itu yang selalu saya tanamkan kepada anak dan keluarga. Apalagi jelas sebagai Muslim kita diajarkan untuk membeli sesuatu karena kebutuhan, bukan sekadar gengsi. Insyaallah dengan selalu bersyukur seberapa banyak yg kita dapat tetap diterima dengan kebaikan

    BalasHapus
  9. Masyaallah. Terima masih reminder-nya, Umma. Kadang kebutuhan menyaru dengan keinginan. Kalau udah gitu, setan langsung membisikkan pembenar-pembenar untuk berlebih-lebihan. Semoga tetap konsisten minimalis dan membeli sesuatu karena kebituhan saja.

    BalasHapus